Sedih. Di kampus sekelas dimarahi dosen krn hal yg pars pro toto (sebagian dianggap keseluruhan). dan di rumah pun mengalami kejadian seperti ini. Sedih.
Ttg kejadian di kampus, menurut saya itu janggal ketika memarahi banyak orang krn satu-dua org berbuat salah, dan menjadi mengabaikan banyak org lainnya yg sdh berusaha. Seperti melihat semut di pundak gajah. Tapi saya jg tdk setuju satu-dua org itu diomeli langsung, yg saya harap anda bisa berpikir dewasa dan menyalurkan marah anda dengan cara yang bijaksana, tidak dengan kata2 yg menjatuhkan. Sekian.
Manusia itu lemah.
Anggap saja ketika kamu kenal dengan seseorang yang baik selama 100 hari, ketika kenalan itu tiba2 marah, kamu akan menjadi kecewa bahkan bisa balik marah. Tapi bukankah seharusnya sebelum kita menanggapinya, kita harusnya mengingat 100 hari yang lalu, semuanya, dan pertanyakan dirimu sendiri, pasti ada alasan dibalik tindakannya itu. Jika memang kau tidak menemukan alasannya, mungkin memang dia yang sedang khilaf. Bahkan kau hrsnya bs menasehatinya utk tidak menanggapi suatu masalah dengan marah. Tapi yang paling sering terjadi adalah kau marah, kau kesal. Bahkan beberapa orang bisa menjadikannya sebuah ketakutan tersendiri utk menghadapimu lagi di masa dpn jika marahmu berlebih saat itu. Ya, karena manusia itu lemah.
Dari berjuta kombinasi kata yang dapat kau untai menjadi sebuah kalimat, mengapa harus kau pilih kalimat yang menyakitkan itu?
Sungguh, ada tak terhingga kalimat yang dpt kau ucapkan utk melewati hari2mu dgn indah.. Tapi kenapa harus kau pilih yang menyakitkan itu? Kenapa?
Akhir2 ini saya lebih mengontrol diri saya utk tidak marah. Krn saya tdk mau membuat orang merasakan apa yg saya rasakan saat saya dimarahi dengan berlebihan tanpa alasan yang jelas.
Dan perlu di ingat, diam bukan berarti kita membenarkan kalian yang marah, tapi hanya seperti tidak ingin menyulut api saat sudah terjadi kebakaran, dan karena saya ingin mengingat sifat2 asli kalian di luar marah itu, yg pastinya mnjadi alasan yang cukup utk saya tidak kembali marah. Dan mgkn seharusnya menasehati anda.
Ketika anda sudah dewasa, pintar dan sebagainya, bukan berarti anda selalu benar.. Koreksi diri itu perlu terus-menerus, dan tidak ada batas atasnya.
Remember that your words could hurt you more than you hands could do. That's it.